Kumpulan Berkas Dokumentasi Dan Informasi Data Dosen Azrani Ery Saputra - Tahun 2009 s/d 2018

Karhutla di Riau bukanlah masalah baru. Berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, terutama pada tahun 2024, luas kawasan terbakar mencapai 10.674 hektare, yang mengalami kenaikan sebesar 47% dibandingkan tahun 2023. Bahkan, pada 2023, total 2.632 hektare lahan terbakar di provinsi yang dikenal dengan kekayaan alamnya ini. Hal ini mencerminkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2022, yang hanya tercatat sekitar 1.219 hektare. Semakin meningkatnya jumlah kebakaran ini memberikan gambaran jelas tentang besarnya tantangan yang dihadapi oleh Riau dalam hal pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan.
Mengapa masalah ini terus berulang? Salah satu faktor utama yang mendorong terjadinya Karhutla di Riau adalah adanya pembukaan lahan secara ilegal, terutama untuk keperluan perkebunan. Banyak dari kebakaran ini disebabkan oleh pembakaran lahan untuk membuka area perkebunan kelapa sawit dan tanaman lainnya. Meskipun pemerintah daerah dan pusat telah berupaya keras mengatasi masalah ini, kebakaran tetap menjadi ancaman besar bagi keberlanjutan lingkungan di Riau.
Di sisi lain, lahan gambut, yang mendominasi sebagian besar wilayah di Riau, juga merupakan faktor yang memperburuk situasi. Lahan gambut memiliki kelembapan yang tinggi, namun begitu kering, lahan ini sangat rentan terbakar dan sulit dipadamkan. Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mengelola lahan gambut dengan lebih baik, kebakaran yang terjadi di lahan ini tetap menjadi tantangan yang tak mudah diatasi. Seperti yang tercatat pada laporan Kementerian Kehutanan, sekitar 96% dari total kebakaran di Riau terjadi di lahan gambut. Kebakaran di lahan gambut tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga menyebabkan kabut asap yang mencemari udara dan merusak kualitas hidup masyarakat.
Kondisi ini semakin diperburuk dengan munculnya fenomena kemarau yang diprediksi terjadi lebih lama dari biasanya. Peringatan terkait kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Mei dan Juni 2025 memicu kekhawatiran akan meningkatnya kebakaran lahan. Apalagi, dengan suhu udara yang semakin panas dan penurunan curah hujan, kebakaran di lahan gambut bisa menyebar dengan cepat dan sulit dikendalikan.
Namun, bukan berarti tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah Provinsi Riau, melalui BPBD Riau, terus melakukan pemadaman kebakaran dan menyusun strategi untuk mencegah meluasnya area yang terdampak kebakaran. Pada awal 2025, sebanyak 77,81 hektare lahan yang terbakar berhasil dipadamkan, meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Selain itu, berbagai pihak juga terus berupaya mengedukasi masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan bahaya Karhutla serta pentingnya pengelolaan lahan yang lebih ramah lingkungan.
Namun, meski ada upaya tersebut, data menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan lahan di Riau masih menjadi masalah besar yang membutuhkan perhatian serius. Mengingat luas lahan yang terbakar pada tahun 2025 yang telah melebihi 927 hektare pada pertengahan Juli, ada kemungkinan besar bahwa angka ini akan terus meningkat jika langkah-langkah pencegahan tidak lebih intensif. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap aktivitas pembukaan lahan, terutama yang melibatkan pembakaran.
Karhutla di Riau, lebih dari sekadar masalah kebakaran, merupakan masalah lingkungan yang serius. Kebakaran ini merusak ekosistem, menyebabkan polusi udara, mengancam keberlanjutan kehidupan manusia, serta mengganggu kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla di Riau harus melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, masyarakat, hingga sektor swasta. Selain penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pelaku pembakaran lahan ilegal, perlu adanya inovasi dalam pengelolaan lahan yang lebih berkelanjutan, serta peningkatan kualitas sistem peringatan dini dan pemadaman api.
Sumber daya alam di Riau sangat besar, dan sudah seharusnya kita menjaga dan mengelola kekayaan tersebut dengan bijaksana. Jika kebakaran hutan dan lahan terus terjadi, maka dampaknya tidak hanya akan dirasakan oleh masyarakat Riau, tetapi juga oleh masyarakat luas, baik dari segi kesehatan, ekonomi, maupun keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, penanganan masalah Karhutla di Riau harus menjadi prioritas utama, dan upaya bersama dari seluruh elemen bangsa sangat diperlukan untuk mencegah bencana lingkungan yang lebih besar di masa depan.
Sumber:
1. BPBD Riau, 2025 – Laporan Kebakaran Hutan dan Lahan
2. Detik Sumut, 2025 – Fakta Karhutla Riau
3. Kementerian Kehutanan, 2025 – Estimasi Karhutla di Riau
4. Pemprov Riau, 2025 – Status Karhutla di Riau
5. Betahita, 2024 – Karhutla di Riau
6. Media Center Riau, 2024 - Total Karhutla Riau