Peran Dan Tantangan Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar Pada Siswa Generasi Alfa Hingga 2025
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
PERAN DAN TANTANGAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR PADA SISWA GENERASI ALFA HINGGA 2025
Oleh; Azrani Ery Saputra
Trainer dan Pendiri Komunitas
Informal Sekolah Digital Indonesia Terpadu – (KISDIT)
Tulisan ini didedikasikan untuk semua Guru dan para Siswa Generasi Alfa -
dibuat pada 19-11-2023 - jelang Hari
Guru 25-11-2023
I. Pendahuluan
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam
membentuk karakter dan potensi generasi muda. Dalam era Implementasi Kurikulum Merdeka
Belajar, peran guru menjadi semakin vital karena dinamika pembelajaran yang
berubah. Guru tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga
sebagai fasilitator dan pemandu siswa dalam mengembangkan kreativitas dan
kritisisme. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan salah satu inovasi dalam konteks pembelajaran didunia
pendidikan Indonesia yang bertujuan memberikan keleluasaan kepada peserta didik
terkini yang telah masuk dalam
kategori generasi alfa dalam menentukan jalannya pembelajaran.
Kurikulum Merdeka sebagai salah
satu upaya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemdikbudristek) untuk mengatasi krisis pembelajaran pasca pandemi COVID-19
mulai dirancang untuk diimplementasikan pada sekolah-sekolah yang sudah siap (Nugraha,2022)
Adapun Generasi Alfa, sebagai bagian dari kelompok siswa
yang tumbuh di era digital, memiliki karakteristik dan kebutuhan pendidikan
yang berbeda. Oleh karena itu, peran guru dalam menghadapi tantangan dalam
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar pada siswa-siswi Generasi Alfa
menjadi sangat krusial. Hal
ini menciptakan tantangan bagi para guru untuk beradaptasi dan memainkan peran
yang lebih dinamis dalam mengelola pembelajaran.
Generasi alpha (atau gen a) adalah anak-anak yang
lahir dari generasi millennial. Peneliti social sekaligus pembicara Mark
McCrindle (dalam Noviati,2019), mengampanyekan istilah generasi alpha lewat tulisannya
di majalah business insider. Generasi alpha (gen a) adalah lanjutan dari
generasi z. Generasi alpha adalah anak-anak yang lahir setelah tahun 2010
(lahir tahun 2011-2025) generasi yang paling akrab dengan teknologi digital dan
generasi yang diklaim paling cerdas dibanding generasi-generasi sebelumnya.
Dalam konteks pendidikan tentunya peran guru
dalam membentuk generasi masa depan, dalam hal ini para siswa generasi Alfa
yang lahir pada awal abad ke-21 ini, tentunya memiliki peran krusial dalam
membimbing dan membentuk karakter serta potensi siswa/i generasi Alfa tersebut.
Namun, dalam menghadapi tantangan masa depan, guru tentu akan dihadapkan pada
sejumlah peran dan tantangan yang perlu untuk mejadi focus perhatian. Bagaimana
guru dapat menghadapi tantangan dalam konteks Merdeka Belajar dan mendidik
siswa generasi Alfa hingga tahun 2025 ? Terkait peran guru dalam kondisi
diatas, penulis mencoba untuk mengulas beberapa pandangan singkat.
II. Memahami Peran Guru di Era Generasi Alfa
Guru perlu memahami dengan baik perannya dalam
mendidik siswa yang kini telah masuk dalam generasi Alfa, yakni;
II.1 Memahami dengan baik Konsep
Pendidikan Merdeka Belajar
Merdeka Belajar menggambarkan
perubahan paradigma pendidikan yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk
mengatur jalannya pembelajaran. Guru tidak hanya sebagai sumber pengetahuan
tetapi juga sebagai pembimbing yang mendukung eksplorasi dan kreativitas siswa.
Guru perlu memiliki kepekaan terhadap perkembangan teknologi dan tren
pendidikan yang terus berkembang.
II.2. Beradaptasi terhadap Perkembangan Generasi Alfa
Generasi Alfa, yang lahir dalam
era teknologi digital, memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri. Guru
perlu memahami cara mengajar yang sesuai dengan gaya belajar generasi ini,
termasuk integrasi teknologi dalam pembelajaran. Pemahaman mendalam terhadap
budaya digital dan kemampuan beradaptasi guru menjadi kunci keberhasilan dalam
mendidik generasi Alfa.
II.3. Guru Sebagai Fasilitator Pembelajaran
Teknologi
Guru perlu menjadi fasilitator
yang mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Penggunaan platform
digital, aplikasi pendidikan, dan multimedia dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa.
II.4. Peningkatan Keterampilan Soft
Skills Guru
Selain aspek akademis, guru juga
memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan soft
skills. Kolaborasi, kepemimpinan, dan empati menjadi keterampilan esensial yang
perlu ditanamkan agar siswa mampu bersaing di dunia yang terus berubah. Guru
perlu menciptakan situasi pembelajaran yang mendorong pengembangan keterampilan
berbasis IT tersebut, sehingga ketika guru harus terus upgrade kemampuan digital IT
sebelum mengajarkan keterampilan digital yang dibutuhkan kepada siswa generas alfa. Mulai dari
literasi digital hingga kemampuan menggunakan perangkat lunak dan aplikasi yang
relevan.
II.5. Penguatan IMTAQ dan Kerjasama dengan Orang Tua dan
Komunitas Pendidikan
Peran guru tidak terbatas di
dalam kelas, melainkan juga melibatkan orang tua dan komunitas. Kolaborasi yang
erat antara guru, orang tua, dapat menciptakan lingkungan
pendidikan yang baik, terutama pemahaman siswa terhadap keilmuan agama yang mereka yakini, untuk
mengingatkan mereka bahwa sang pencipta lebih hebat dari teknologi dirinya sendiri. Untuk itu guru perlu aktif
berkomunikasi, memberikan informasi perkembangan siswa generasi alfa ini, dengan melibatkan
orang tua hingga proses
pembelajaran di rumah para siswa generasi alfa bersama keluarga dan orang tuanya dapat berhasil dengan baik.
III. Mengetahui Tantangan Guru Era Siswa Generasi Alfa
Adapun tantangan yang perlu untuk diperhatikan
oleh para guru dalam mendidik siswa/I generasi Alfa, tergambar sebagai berikut:
III.1. Adaptasi Terhadap Perubahan Cepat
Kemajuan teknologi terjadi dengan
cepat, dan guru perlu terus-menerus mengikuti perkembangannya. Tantangan
adaptasi ini dapat memerlukan pelatihan dan pembaruan pengetahuan secara rutin.
III.2. Ketidaksetaraan Akses Teknologi
Tidak semua siswa memiliki akses
yang sama terhadap teknologi. Guru perlu mengatasi ketidaksetaraan ini agar
semua siswa dapat mengambil manfaat dari pembelajaran digital.
III.3. Keamanan dan Etika Digital
Guru dihadapkan pada tantangan
untuk mengajarkan keamanan dan etika digital. Ini termasuk pemahaman tentang
privasi online, sumber informasi yang dapat dipercaya, dan perilaku etis dalam
penggunaan teknologi.
III.4. Kecanduan Teknologi
Siswa generasi Alfa rentan
terhadap kecanduan teknologi. Guru harus memahami dampak psikologisnya dan
memberikan panduan seimbang terkait penggunaan teknologi.
IV. Solusi
IV.1. Perlunya Pelatihan Guru yang Berkelanjutan
Investasi dalam pelatihan
berkelanjutan untuk guru dapat membantu mereka tetap relevan dengan
perkembangan teknologi dan mental
psikologi siswa generasi alfa.
IV.2. Pemberdayaan Siswa
Mengajarkan siswa untuk
menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan kritis adalah kunci untuk
mengatasi tantangan ketidaksetaraan akses dan keamanan.
IV.3. Kolaborasi antara Sekolah dan
Industri Teknologi
Kerja sama dengan perusahaan
teknologi dapat membantu guru memahami kebutuhan pasar kerja dan
mengintegrasikan keterampilan yang relevan dalam kurikulum.
IV.4. Penyadaran Akan Kesehatan Mental
Siswa
Kesehatan mental siswa merupakan
aspek penting yang perlu diperhatikan oleh guru. Merdeka Belajar juga mengajarkan
pentingnya keseimbangan antara pencapaian akademis dan kesejahteraan emosional
siswa. Guru perlu memiliki peran sebagai pendengar yang baik dan memberikan
dukungan bagi siswa yang menghadapi tekanan atau kesulitan emosional.
V. Kesimpulan
Dalam menjalankan peran dan menghadapi tantangan mengimpentaskan kurikulum merdeka
belajar pada siswa generasi alfa hingga 2025, guru memiliki peran
strategis dalam membentuk generasi Alfa menjadi individu yang kompeten dan
berdaya saing. Dengan terus beradaptasi dan memperkuat peran mereka, guru dapat
menjawab tuntutan masa depan dalam pendidikan yang semakin kompleks. Dengan
memahami peran dan tantangan ini, guru dapat lebih efektif membimbing generasi
Alfa menuju masa depan yang penuh potensi dan tantangan digital yang terus berkembang pesat.
Untuk menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan pembelajaran Merdeka Belajar serta mendidik siswa generasi Alfa hingga 2025, peran guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pembimbing, fasilitator, dan pendukung perkembangan siswa secara holistik. Dengan pemahaman mendalam terhadap dinamika pendidikan dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan, InsyaAllah guru dapat menjalankan peran mereka dengan efektif, hingga dapat membentuk generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa depan.
Referansi Singkat;
Novianti Ria,dkk, JURNAL EDUCHILD (Pendidikan &
Sosial) Vol. 8. No. 2, Agustus 2019, (65-70) - https://educhild.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPSBE/article/viewFile/7667/6475
Nugraha,Tono Supriatna; Kurikulum Merdeka untuk
pemulihan krisis pembelajaran, Vol 19, No 2 (2022) - https://ejournal.upi.edu/index.php/JIK/article/view/45301
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya