Kumpulan Berkas Dokumentasi Dan Informasi Data Dosen Azrani Ery Saputra - Tahun 2009 s/d 2018

Gambar
  (1). STATUS RIWAYAT MENGAJAR AZRANI ERY SAPUTRA SEBAGAI DOSEN DI PDPT DIKTI UPDATE DATA 03-NOVEMBER-2018  (klik langsung link dibawah ini) https://azranierysaputra.blogspot.com/p/status-riwayat-mengajar-azrani-ery_12.html (2). PROFILE KU STATUS DOSEN BEKERJA DAN MENGAJAR DI UNIVERSITAS TEUKU UMAR ACEH BARAT (klik langsung link dibawah ini) https://azranierysaputra.blogspot.com/p/profile-ku-status-dosen-bekerja-dan_76.html (3). PROFILE KU STATUS DOSEN BEKERJA DAN MENGAJAR DI UNIVERSITAS KARIMUN (klik langsung link dibawah ini) https://azranierysaputra.blogspot.com/p/profile-ku-status-dosen-bekerja-dan_11.html (4). DATA DOSEN AZRANI ERY SAPUTRA DI WEBSITE PROFILDOSEN.COM (klik langsung link dibawah ini) https://azranierysaputra.blogspot.com/p/data-dosen-azrani-ery-saputra-di.html

Peran Dan Tantangan Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar Pada Siswa Generasi Alfa Hingga 2025

 PERAN DAN TANTANGAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR PADA SISWA GENERASI ALFA HINGGA 2025

Oleh; Azrani Ery Saputra


Trainer dan Pendiri Komunitas Informal Sekolah Digital Indonesia Terpadu – (KISDIT)

Tulisan ini didedikasikan untuk semua Guru dan para Siswa Generasi Alfa - 

dibuat pada 19-11-2023 - jelang Hari Guru 25-11-2023

 

I. Pendahuluan

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter dan potensi generasi muda. Dalam era Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, peran guru menjadi semakin vital karena dinamika pembelajaran yang berubah. Guru tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator dan pemandu siswa dalam mengembangkan kreativitas dan kritisisme. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan salah satu inovasi dalam konteks pembelajaran didunia pendidikan Indonesia yang bertujuan memberikan keleluasaan kepada peserta didik terkini yang telah masuk dalam kategori generasi alfa dalam menentukan jalannya pembelajaran.

Kurikulum Merdeka sebagai salah satu upaya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk mengatasi krisis pembelajaran pasca pandemi COVID-19 mulai dirancang untuk diimplementasikan pada sekolah-sekolah yang sudah siap (Nugraha,2022)

Adapun Generasi Alfa, sebagai bagian dari kelompok siswa yang tumbuh di era digital, memiliki karakteristik dan kebutuhan pendidikan yang berbeda. Oleh karena itu, peran guru dalam menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar pada siswa-siswi Generasi Alfa menjadi sangat krusial. Hal ini menciptakan tantangan bagi para guru untuk beradaptasi dan memainkan peran yang lebih dinamis dalam mengelola pembelajaran.

Generasi alpha (atau gen a) adalah anak-anak yang lahir dari generasi millennial. Peneliti social sekaligus pembicara Mark McCrindle (dalam Noviati,2019), mengampanyekan istilah generasi alpha lewat tulisannya di majalah business insider. Generasi alpha (gen a) adalah lanjutan dari generasi z. Generasi alpha adalah anak-anak yang lahir setelah tahun 2010 (lahir tahun 2011-2025) generasi yang paling akrab dengan teknologi digital dan generasi yang diklaim paling cerdas dibanding generasi-generasi sebelumnya.

Dalam konteks pendidikan tentunya peran guru dalam membentuk generasi masa depan, dalam hal ini para siswa generasi Alfa yang lahir pada awal abad ke-21 ini, tentunya memiliki peran krusial dalam membimbing dan membentuk karakter serta potensi siswa/i generasi Alfa tersebut. Namun, dalam menghadapi tantangan masa depan, guru tentu akan dihadapkan pada sejumlah peran dan tantangan yang perlu untuk mejadi focus perhatian. Bagaimana guru dapat menghadapi tantangan dalam konteks Merdeka Belajar dan mendidik siswa generasi Alfa hingga tahun 2025 ? Terkait peran guru dalam kondisi diatas, penulis mencoba untuk mengulas beberapa pandangan singkat.

II. Memahami Peran Guru di Era Generasi Alfa

Guru perlu memahami dengan baik perannya dalam mendidik siswa yang kini telah masuk dalam generasi Alfa, yakni;

II.1 Memahami dengan baik Konsep Pendidikan Merdeka Belajar

Merdeka Belajar menggambarkan perubahan paradigma pendidikan yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengatur jalannya pembelajaran. Guru tidak hanya sebagai sumber pengetahuan tetapi juga sebagai pembimbing yang mendukung eksplorasi dan kreativitas siswa. Guru perlu memiliki kepekaan terhadap perkembangan teknologi dan tren pendidikan yang terus berkembang.

II.2. Beradaptasi terhadap Perkembangan Generasi Alfa

Generasi Alfa, yang lahir dalam era teknologi digital, memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri. Guru perlu memahami cara mengajar yang sesuai dengan gaya belajar generasi ini, termasuk integrasi teknologi dalam pembelajaran. Pemahaman mendalam terhadap budaya digital dan kemampuan beradaptasi guru menjadi kunci keberhasilan dalam mendidik generasi Alfa.

II.3. Guru Sebagai Fasilitator Pembelajaran Teknologi

Guru perlu menjadi fasilitator yang mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Penggunaan platform digital, aplikasi pendidikan, dan multimedia dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.

II.4. Peningkatan Keterampilan Soft Skills Guru

Selain aspek akademis, guru juga memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan soft skills. Kolaborasi, kepemimpinan, dan empati menjadi keterampilan esensial yang perlu ditanamkan agar siswa mampu bersaing di dunia yang terus berubah. Guru perlu menciptakan situasi pembelajaran yang mendorong pengembangan keterampilan berbasis IT tersebut, sehingga ketika guru harus terus upgrade kemampuan digital IT sebelum mengajarkan keterampilan digital yang dibutuhkan kepada siswa generas alfa. Mulai dari literasi digital hingga kemampuan menggunakan perangkat lunak dan aplikasi yang relevan.

II.5. Penguatan IMTAQ dan Kerjasama dengan Orang Tua dan Komunitas Pendidikan

Peran guru tidak terbatas di dalam kelas, melainkan juga melibatkan orang tua dan komunitas. Kolaborasi yang erat antara guru, orang tua, dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang baik, terutama pemahaman siswa terhadap keilmuan agama yang mereka yakini, untuk mengingatkan mereka bahwa sang pencipta lebih hebat dari teknologi dirinya sendiri. Untuk itu guru perlu aktif berkomunikasi, memberikan informasi perkembangan siswa generasi alfa ini, dengan melibatkan orang tua hingga proses pembelajaran di rumah para siswa generasi alfa bersama keluarga dan orang tuanya dapat berhasil dengan baik.

III. Mengetahui Tantangan Guru Era Siswa Generasi Alfa

Adapun tantangan yang perlu untuk diperhatikan oleh para guru dalam mendidik siswa/I generasi Alfa, tergambar sebagai berikut:

III.1. Adaptasi Terhadap Perubahan Cepat

Kemajuan teknologi terjadi dengan cepat, dan guru perlu terus-menerus mengikuti perkembangannya. Tantangan adaptasi ini dapat memerlukan pelatihan dan pembaruan pengetahuan secara rutin.

 III.2. Ketidaksetaraan Akses Teknologi

Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Guru perlu mengatasi ketidaksetaraan ini agar semua siswa dapat mengambil manfaat dari pembelajaran digital.

III.3. Keamanan dan Etika Digital

Guru dihadapkan pada tantangan untuk mengajarkan keamanan dan etika digital. Ini termasuk pemahaman tentang privasi online, sumber informasi yang dapat dipercaya, dan perilaku etis dalam penggunaan teknologi.

III.4. Kecanduan Teknologi

Siswa generasi Alfa rentan terhadap kecanduan teknologi. Guru harus memahami dampak psikologisnya dan memberikan panduan seimbang terkait penggunaan teknologi.

IV. Solusi

IV.1. Perlunya Pelatihan Guru yang Berkelanjutan

Investasi dalam pelatihan berkelanjutan untuk guru dapat membantu mereka tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan mental psikologi siswa generasi alfa.

IV.2. Pemberdayaan Siswa

Mengajarkan siswa untuk menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan kritis adalah kunci untuk mengatasi tantangan ketidaksetaraan akses dan keamanan.

IV.3. Kolaborasi antara Sekolah dan Industri Teknologi

Kerja sama dengan perusahaan teknologi dapat membantu guru memahami kebutuhan pasar kerja dan mengintegrasikan keterampilan yang relevan dalam kurikulum.

IV.4. Penyadaran Akan Kesehatan Mental Siswa

Kesehatan mental siswa merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan oleh guru. Merdeka Belajar juga mengajarkan pentingnya keseimbangan antara pencapaian akademis dan kesejahteraan emosional siswa. Guru perlu memiliki peran sebagai pendengar yang baik dan memberikan dukungan bagi siswa yang menghadapi tekanan atau kesulitan emosional.

V. Kesimpulan

Dalam menjalankan peran dan menghadapi tantangan mengimpentaskan kurikulum merdeka belajar pada siswa generasi alfa hingga 2025, guru memiliki peran strategis dalam membentuk generasi Alfa menjadi individu yang kompeten dan berdaya saing. Dengan terus beradaptasi dan memperkuat peran mereka, guru dapat menjawab tuntutan masa depan dalam pendidikan yang semakin kompleks. Dengan memahami peran dan tantangan ini, guru dapat lebih efektif membimbing generasi Alfa menuju masa depan yang penuh potensi dan tantangan digital yang terus berkembang pesat.

Untuk menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan pembelajaran Merdeka Belajar serta mendidik siswa generasi Alfa hingga 2025, peran guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pembimbing, fasilitator, dan pendukung perkembangan siswa secara holistik. Dengan pemahaman mendalam terhadap dinamika pendidikan dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan, InsyaAllah guru dapat menjalankan peran mereka dengan efektif, hingga dapat membentuk generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa depan.

===========================

Referansi Singkat;

Novianti Ria,dkk, JURNAL EDUCHILD (Pendidikan & Sosial) Vol. 8. No. 2, Agustus 2019, (65-70) - https://educhild.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPSBE/article/viewFile/7667/6475

Nugraha,Tono Supriatna; Kurikulum Merdeka untuk pemulihan krisis pembelajaran, Vol 19, No 2 (2022) - https://ejournal.upi.edu/index.php/JIK/article/view/45301

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Berkas Dokumentasi Dan Informasi Data Dosen Azrani Ery Saputra - Tahun 2009 s/d 2018